teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurage




MAKALAH
TEKNIK ISOLASI MINYAK ATSIRI SECARA KONVENSIONAL METODE ENFLEURAGE
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakognosi fitokimia III
Dosen : Ismiarni Komala, M.Sc. PhD. Apt


Description: Description: Description: logo uin full.jpg
 






Disusun Oleh : Kelompok 5
Rani Stamrotul Fuadah                          11151020000007
Rizki Romadhon                                               11151020000009
Agnesia Dwi Yuliansi Putri                                11151020000011
Syifa Mufidah                                                   11151020000012
Anna Luthfiah                                       11151020000020
Dena Adiestia                                                   11151020000032
Hikmatussaidah                                    11151020000033
Tri Hapsari Meilani Putri                                   11151020000041
Siti Maimunah                                                   11151020000042
Zia Nur Azhar                                      11151020000052

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
 


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini adalah tugas pada mata kuliah farmakognosi fitokimia 3 pada Program Studi Farmasi UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta.
Tidak lupa kami mengucapkan  terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya makalah ini. Makalah  ini disusun berdasarkan berbagai literatur dan artikel-artikel yang ada di internet yang dianggap relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan pustaka.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik kepada penyusun maupun kepada pembaca makalah ini.


Penyusun











2.3   Karakteristik Hasil Produk. 7
2.4   Aplikasi Metode Enfleurage pada Tanaman. 8
2.5   Pengolahan Kelanjutan. 9
3.1   Kesimpulan. 12
3.2   Saran  12











BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Hampir seluruh tanaman penghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di wilayah Indonesia sudah dikenal oleh sebagian masyarakat. Bahan beberapa jenis tanaman minyak atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organic.
Kegunaan minyak atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industry. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industry kosmetik ( sabun, pasta gigi, sampo, losion ). Dalam industry makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa, dalam industry parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industry farmasi atau obat-obatan ( anti nyeri, antiinfeksi,pembunuh bakteri ) dalam industry bahan pengawet, bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika  minyak asiri banyak diburu berbagai Negara.
Metode enfleurasi memanfaatkan lemak sebagai media untuk mengabsorpsi aroma wangi yang dihasilkan oleh jenis bunga tertentu misalnya melati, sedap malam dan mawar. Proses enfleurasi berakhir apabila lemak telah jenuh dengan minyak bunga. Keberhasilan proses enfleurasi tergantung pada kualitas lemak yang digunakan dan ketrampilan dalam mempersiapkan lemak. Berdasarkan pengalaman selama beberapa tahun diketahui bahwa campuran 1 bagian lemak sapi dan 2 bagian lemak babi sangat baik untuk proses enfleurasi (Guenther, 1987).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi ?
2. Apa alat-alat yang digunakan  untuk teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi ?
3. Bagaimana prinsip kerja untuk teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi ?
4. Apa karakteristik hasil produk dari teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi ?
5. Bagaimana aplikasi teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi pada tanaman ?
6. Bagaimana pengolahan kelanjutan dari teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi ?
1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahui dan memahami teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi.
2.      Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan  untuk teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi.
3.      Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja untuk teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi.
4.      Untuk mengetahui karakteristik hasil produk dari teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi.
5.      Untuk mengetahui dan memahami aplikasi teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi pada tanaman.
6.      Untuk mengetahui dan pengolahan kelanjutan dari teknik isolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi.






BAB II
ISI
2. 1 Alat-Alat Metode Enfleurage
a.      Bingkai kaca/chasis. Dengan ketebalan kaca 5 mm, panjang 30 cm, lebar 21 cm, digunakan untuk tempat meletakkan lemak. Lemak digunakan untuk mengadsorbsi aroma wangi yang dihasilkan bunga yang akan diisolasi.








 













Text Box: etsy.com


Rounded Rectangle: Sumber: Youtube, Pebri Handoyo Enfleurasi
 



b.      Rotary vacuum evaporator. Digunakan untuk memisahkan antara pelarut dan minyak pada keadaan vakum.
1.      Text Box: www.nbasp.comHot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
2.      Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi 
3.      Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
4.      Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.
5.      Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6.      Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7.      Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8.      Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung.
2.2 Prinsip kerja metode Enfleurage
Prinsip kerja enfleurage adalah penyerapan minyak atsiri dengan lemak, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai untuk memisahkan minyak atsiri dengan lemaknya (Guenther, 1952).
            Pelaksanaan proses ekstraksi  menggunakan metode enfleurasi memerlukan bahan berupa bunga yang akan diekstraksi oleh lemak. Lemak dioleskan secara merata pada sebuah alat yang disebut dengan chasis. Chasis berupa persegi empat  yang dialasi dengan kaca dan disertai dengan penutup kaca (Hamid, 2011). Permukaan bunga yang akan diekstraksi minyak atsirinya harus bebas dari air. Hal ini karena air dapat membuat lemak cepat tengik. Chasis yang sudah diolesi dengan lemak selanjutnya diisi dengan bunga segar yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek. Hal ini karena bunga yang keras akan sulit menempel pada lemak dan bunga yang terlalu lembek akan sulit dilepas dari lemak. Bunga dan lemak dibiarkan didalam chasis selama 24 jam sebelum diganti dengan bunga yang segar. Lemak yang telah jenuh dengan minyak atsiri disebut dengan pomade. Untuk mendapatkan minyak atsiri, pomade selanjutnya diekstraksi dengan etanol, selanjutnya etanol diuapkan untuk mendapatkan minyak atsiri yang murni.
1.      Ekstraksi Lemak Dingin (Cold Enfleurage)
Ekstraksi lemak dingin dilakukan saat lemak dalam keadaan dingin. Lemak hewan atau nabati yang berupa mentega dipanaskan hingga 80oC hingga semua lemak larut. Lemak kemudian dituangkan pada chasis hingga lemak memadat kembali. Lemak yang telah dingin diberi bunga yang akan diekstraksi untuk diperoleh minyak atsirinya
2.      Ekstraksi Lemak Panas (Hot Enfleurage)
Ekstraksi dengan lemak panas dilakukan pada suhu  60oC. Lemak dan bunga dalam chasis dipanaskan sampai suhu 60oC selama 30 menit. Selanjutnya bunga dan lemak didinginkan pada suhu 8-10 oC selam 21 jam.
2.3 Karakteristik Hasil produk
1. Rendemen
% Rendemen Metode enfleurasimemberikan rendemen minyak 0,094-0,416%. Proses enfleurasi menghasilkan minyak dengan rendemen lebih banyak dan minyak yang dihasilkan lebih wangi dibandingkan dengan ekstraksi pelarut menguap (Guenther, 1987).
2. Berat Jenis
Berat jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai densitasnya
3. Indeks Bias
Penentuan indeks bias dilakukan dengan refraktometer pada suhu 200C. Nilai indeks bias dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam minyak Semakin banyak kandungan airnya maka semakin kecil nilai indeks biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang.
4. Kandungan Minyak
Pada metode enfleurasi untuk mengetahui komponen yang terdapat pada minyak atsiri dari identifikasi melalui gas cromatografi dan spektrometri massa (GCMS)
5. Pemilihan Lemak
Keberhasilan proses enfleurasitergantung pada kualitas lemak yang digunakan dan ketrampilan dalam mempersiapkan lemak. Penggunaan lemak dalam metode enfleurasi bisa menggunakan lemak sapi, lemak babi, lemak kambing, lemak ayam, minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai. Penggunaan lemak  babi dalam proses enfleurasi harus dihindari karena Pengambilan Minyak Atsiri dengan Metode Enfleurasi mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim
Larutan yang mengandung minyak dievaporasi pada suhu rendah sampai diperoleh absolute. Agar absolute yang dihasilkan optimal, lemak yang digunakan untuk proses tersebut harus memenuhi syarat, yaitu tidak berbau dan tidak berwarna. Lemak yang berbau tidak dapat digunakan karena dapat mencemari bau absolute yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi, yaitu menguapkan golongan senyawa berantai pendek hasil degradasi asam lemak yang menimbulkan bau (aldehid, keton, dan asam) pada suhu 200o C dan tekanan 19 mmHg.
Lemak yang berwarna tidak dikehendaki pasar karena meninggalkan warna dalam absolute saat diuapkan dan minyak Lemak mempunyai konsistensi tertentu. Konsistensi lemak  yang digunakan perlu diatur karena lemak yang terlalu keras mempunyai daya adsorbsi yang rendah. Titik cair optimal lemak adalah 36—37o C. Jika suhu terlalu rendah, daya adsorbsi lemak semakin tinggi. Namun, proses deflourasi (pengambilan bunga layu) menjadi sulit karena banyak lemak yang menempel pada bunga. Sementara jika titik cair di atas 37o C, proses deflourasi semakin mudah, tetapi daya adsorbsi lemak menurun.
2.4 Aplikasi Metode Enfleurage pada Tanaman
Metode enfleurasi (enfleurage) adalah salah satu metode konvensional isolasi minyak atsiri yang dilakukan dengan menggunakan lemak padat dalam kondisi dingin. Metode enfleurasi biasanya digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri yang berasal dari tanaman berbunga (minyak atsiri bunga) dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga, dimana proses penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. Metode enfleurasi sudah digunakan sejak lama di wilayah Perancis bagian Selatan, dimana daerah tersebut sangat terkenal dengan kualitas parfumnya. Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak bunga, jenis lemak yang digunakan sebagai absorben sangat menentukan rendemen dan kualitas minyak bunga yang diperoleh. Beberapa contoh lemak yang dapat digunakan sebagai absorben dalam metode enfleurasi yaitu lemak sapi, lemak babi, lemak kambing, lemak domba, lemak ayam. Selain menggunakan lemak hewani, metode enfleurasi juga dapat dicampur dengan minyak nabati, minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, minyak canola, dan minyak kacang-kacangan.  
            Teknik isolasi minyak atsiri secara konvensional dengan metode enfleurasi dapat dilakukan pada tanaman yang berbunga, karena minyak atsiri yang akan diisolasi adalah minyak atsiri yang berasal dari bunga tanaman tersebut (Guenther, 1987). Contoh bunga yang kandungan minyak atsirinya diisolasi dengan menggunakan metode enfleurasi yaitu bunga mawar, bunga melati, dan bunga sedap malam. Alasan penggunaan metode enfleurasi dalam analisis minyak atsiri pada bunga dikarenakan mutu dan rendemen yang dihasilkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode isolasi minyak atsiri dengan lemak padat secara konvensional lainnya. Oleh karena itu, untuk mengisolasi minyak atsiri yang berasal dari bunga menggunakan metode enfleurasi. Namun, selain menggunakan metode enfleurasi untuk isolasi minyak atsiri pada bunga, kita juga dapat menggunakan metode maserasi, jika rendemen yang dihasilkan dari metode enfleurasi berjumlah sedikit. Persamaan metode enfleurasi dengan metode maserasi dalam proses isolasi minyak atsiri pada bunga yaitu sama-sama menggunakan lemak sebagai absorbennya. Perbedaan dari kedua metode ini yaitu, pada metode enfleurasi menggunakan lemak dalam kondisi dingin, sementara pada metode maserasi menggunakan lemak pada kondisi panas.
2.5 Pengolahan kelanjutan
Industri minyak bunga termasuk salah satu agroindustri yang sudah sejak lama berkembang di negara Persia, Turki, dan Bulgaria (Guanther 1987). Teknik enfleurasi merupakan salah satu cara pengambilan minyak atsiri bunga dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga, di mana proses penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. Metode ini sudah sejak lama digunakan di wilayah Perancis Selatan, yang sangat terkenal dengan kualitas parfumnya.
Salah satu bunga yang sudah dilaporkan pernah dilakukan penelitian untuk mengambil minyak atsirinya dengan teknik enfleurasi yaitu bunga mawar dan bunga melati. Penggunaan teknik enfleurasi pada pembuatan minyak melati dilaporkan dapat meningkatkan rendemen minyak hingga 4-5 kali lebih besar bila dibandingkan dengan cara solvent extraction atau pun penyulingan (Yulianingsih, 2007).
Pembuatan minyak mawar banyak dilakukan dengan cara penyulingan dan menggunakan pelarut seperti yang dilakukan di Turki dan Bulgaria (Atawia et al. 1998). Namun, metode penyulingan ini memiliki kelemahan yang berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan, karena adanya panas dan uap air. Dilaporkan bahwa komponen fenil etil alkohol tidak terdapat dalam minyak mawar Bulgaria yang diekstraksi dengan cara penyulingan, karena komponen ini larut dalam air destilat (Kataren 1985). Untuk meningkatkan mutu dan rendemen minyak bunga, Moates dan Reynolds (1991) menyarankan penggunaan teknik solvent extraction atau enfleurasi. Selain itu teknik enfleurasi menghasilkan rendemen yang tinggi dan mutu minyak bunga yang didapat lebih baik (Setyopratomo, 2001).
Ekstraksi minyak atsiri bunga menggunakan metode enfleurasi sudah sejak lama digunakan di wilayah Perancis Selatan, yang sangat terkenal dengan kualitas parfumnya. Jadi produk olahan lanjutan utama dari minyak atsiri bunga yaitu bahan baku industri parfum. Selain parfum manfaat minyak atsiri bunga dalam industri cukup banyak yaitu dalam industri kosmetik dan personal care product seperti sabun, lotion, skin care, produk-produk kecantikan, dan sebagainya juga dalam industri farmasi sebagai obat.
Pada industri farmasi salah satu minyak atsiri bunga yang dijadikan ssebagai obat adalah minyak melati. Minyak melati bermanfaat sebagai antidepresan, sebagai agen menenangkan untuk menenangkan stres, rasa sakit, dan kegelisahan, dan sebagai afrodisiak. Selain itu menghirup aroma Jasmine meningkatkan gelombang beta di otak, yang terkait dengan peningkatan keadaan kewaspadaan (Sandeep, 2009)
Pada suatu penelitian menunjukkan bahwa dengan menghirup minyak melati dapat mempengaruhi aktivitas gelombang otak dan emosi.  Hasilnya yaitu  memberi beberapa dukungan untuk memasukkan minyak melati dalam kelompok minyak esensial yang merangsang. Obat psikoaktif untuk mengobati gangguan mood memiliki berbagai efek samping yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Studi tentang efek pada mood dari minyak aromatik melati dapat membantu dalam pengembangan obat-obatan dengan efek samping yang kurang (Sayowan, dkk, 2014)
    Pada industri kosmetik minyak melati juga sering digunakan salah satunya sebagai pengharum.  Infus bunga melati digunakan sebagai pembersih muka karena aromanya, sebagai pembersih dan juga bersifat menenangkan. Digunakan untuk parfum pada minyak kelapa atau minyak zaitun untuk rambut, penggunaan wajah atau tubuh
Minyak atsiri bunga lain yang digunakan dalam industri farmasi sebagai obat yaitu minyak lavender. sediaan yang dibuat dari bunga lavender, terutama dari minyak lavender, diyakini memiliki efek menenangkan pada sistem saraf pusat serta memiliki sifat neuroprotektif, antikonvulsan, antimikroba, dan berbagai sifat farmakologis lainnya.
Dalam rangkaian tes lainnya, inhalasi uap minyak lavender menyebabkan penekanan kejang tergantung dosis yang diinduksi pada tikus oleh pentylenetetrazole, nikotin, dan sengatan listrik (Yamada et aI., 1994).


Text Box: Sumber: www.anm.co.id
 















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Metode enfleurasi memanfaatkan lemak sebagai media untuk mengabsorpsi aroma wangi yang dihasilkan oleh jenis bunga tertentu misalnya melati, sedap malam dan mawar.
2. Prinsip kerja enfleurage adalah penyerapan minyak atsiri dengan lemak, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai untuk memisahkan minyak atsiri dengan lemaknya.
3. Alasan penggunaan metode enfleurasi dalam analisis minyak atsiri pada bunga dikarenakan mutu dan rendemen yang dihasilkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode isolasi minyak atsiri dengan lemak padat secara konvensional lainnya.
4. Jadi produk olahan lanjutan utama dari minyak atsiri bunga yaitu bahan baku industri parfum.
3.2 Saran
Makalah yang dibuat ini merupakan tugas dari mata kuliah Farmakognosi Fitokimia 3, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami menyarankan agar pembaca dapat mengkaji lebih teliti. Terkait perbaikan makalah ini, kami sebagai penulis menerima kritik yang bersifat membangun demi  pembuatan makalah yang lebih baik untuk perbaikan kedepannya. Semoga  pembaca mendapat manfaat dari penulisan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA
Atawia,B.A, S.A.S Hallabo and M.K  Morsi.1998. Effect of Type of Solvent on Quantity and Quality of Jasmine Concrete and Absolute. Egyptian J. Food Sci 16(1-2):213224.
etsy.com gambar Enfleurasi Kayu
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri jilid I (Terjemahan). Jakarta : UI Press.
Hamid, A.A. 2011. Essential oils : Its Medical and Pharmacological Uses. Research. University of llorin, Nigeria.
Handoyo, Pebri. 2016. Enfleurasi. Metoda Enfleurasi. http://www.youtube.com/watch?v=F503kPGIDE4. Diakses pada 13 Oktober 2017. Pukul 19.15 WIB.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.
Mandiri, Anugrah Niaga PT. Bagian bagian Rotary Evaporator. Diakses http://www.anm.co.id/article/detail/71/bagian-bagian-rotary-evaporator#.WeF9gbpuJjo pada 13 Oktober 2017. Pukul 18.45 WIB
Maryana, Roni. 2009. Ekstraksi Minyak Sedap Malam Metode Maserasi-Destilasi Vakum. Yogyakarta : UPT. Balai Pengembangan Proses Teknologi Kimia-LIPI.
Sani, Nazma Sabrina dkk. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri dari Melati dengan Metode Enfleurasi dan Ekstraksi Pelarut Menguap. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1 No 1 1-4. ITS: Jurusan Teknik Kimia, Surabaya
Sandeep, dkk. 2014. Jasminum grandiflorum Linn (Chameli): Ethnobotany, Phytochemistry and Pharmacology – A review: Department of Pharmacognosy, The Oxford College of Pharmacy, Bangalore-560 078.
Sayowan, winai, dkk. The Effect of Jasmine Oil Inhalation on Brain Wave Activities and Emotions: College of Public Health Sciences, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand
Setyopratomo, Puguh. 2001. Kajian Awal Proses Ekstraksi Minyak Bunga Melati (Jasminum sambac) dengan Metode Enfleurasi. Institus Teknologi Bandung: Bandung.
Suyanti. 2002. Teknologi Pascapanen Bunga Sedap Malam. Cianjur : Jurnal Litbang Penelitian.
Yulianingsih., D. Amiarsi., dan Sabari. 2007. Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar. Cianjur. Jakarta.

Komentar

Postingan Populer